Bahwa Kita Pernah Menjadi 'Dulu'


Semoga ini bukanlah sebuah dosa. Untuk itu sebelumnya saya sampaikan maaf yang setulusnya. Karena bagaimanapun, semakin hari, semakin sulit jemari ini meramu kalimat-kalimat yang masih pantas disandingkan sebagai 'pelipur lara' yang kian hari pula, orientasi kata 'pelipur' justru semakin pupus dengan kata lain yang (semakin) lebih tepat men-definisikan arti kata 'obat'. Kita semua sadar bahwa perbedaan obat dan racun hanyalah pada dosisnya. Ingatkah kita pada perkataan mulia "racun di satu sayap, maka obatnya ada di sayap yang lainnya"?. Mungkin ini yang sering kita lupakan. Mungkin ini yang menyebabkan kita sering tidak mengerti apa maksud 'tertawa'nya mereka yang sering disebut 'orang gila'. Kita sering lupa bahwa 'bahagia' dan 'gila' hanya terpisahkan oleh perbedaan yang hanya sehelai benang tipis.

Tapi bahwa kita pernah menjadi 'dulu', adalah kejadian yang nyata. Bagaimana kita melepaskan satu kualitas makhluk yang tunduk pada ciptaan Tuhan yang bernama.. "waktu". Tidak sedikit dari kita yang diberi keleluasaan untuk mengerti, untuk belajar, memahami bahwa sampai kapanpun, detik-detik itu akan pernah berputar mundur. Tidak akan pernah. Bahkan Surga sekalipun, sepertinya tidak pernah merindukan penghuni yang mudah membuang hal yang satu ini.

Bukankah telah datang atas kita satu waktu dari masa, sedangkan kita ketika itu belumlah merupakan sesuatu yang dapat disebut?. Teringat pada perkataan ini, seketika runtuh badan ini. Bagaimana tidak, sudah pasti tersadari bahwa indera lihat ini dicipta untuk senantiasa membesarkan diri kita. Yang justru dengan kelengkapan ini, kita yang mengaku manusia akan senantiasa diuji. Apakah dengan mata ini kita melihat sesuatu yang benar?, atau apakah dengan telinga ini kita ijinkan suara-suara yang benar masuk kedalamnya?.

Sudahlah, sekarang akan segera menjadi 'dulu'. Meski waktu, sampai kapanpun tidak akan pernah berputar kembali. DeJavu hanyalah sebuah konsep keberadaan yang tidak pernah ada, justru karena itu kita menyebut sesuatu yang 'sepertinya' pernah terjadi dengan DeJavu. Tapi jelas, DeJavu Tidak pernah nyata. Benar bahwa tulisan macam ini hanyalah seperti mempersulit hidup yang memang yang sudah sulit. Tapi dengan tidak memperdulikan kesulitan yang ada, bisa jadi kita memang tidak pernah mengerti apa itu hidup. Ringkasnya.. Sepertinya Dia Yang Kuasa memang menciptakan sebuah momen pada alur hidup kita dengan unique. Unik berarti satu tanpa tanding.

Ah.. maafkan, tulisan barusan meluncur begitu saja menuliskan pembicaraan antara hati dan kepala.

31 tanggapan:

I know there is something in your head
Any type of comment will be accepted and published. Except spam!
Subscribe to my feed | Subscribe comment feed
semuasayangeko mengatakan...

mmhh... PERTAMAX... hahaha kaget pasti saya berhasil pertamax lagi.. hahaha...

postingan yg menarik... lagi lagi....

nice...





T&T photoworks... hahahah...

Anonim mengatakan...

hari ini dan besok pun akan menjadi dulu...
semua peristiwa yg terindah atau tersedih pun suatu saat akan hanya jadi kenangan..

Subagya mengatakan...

kita harus memanfaat kan waktu dengan sebaik-baiknya... tentunya dengan hal yang postif

Anonim mengatakan...

Sungguh tulisan yang mbulet, berharap menjadi tulisan elegan tapi sungguh sulit dicerna, saya sulit memahami tulisan ini, komen 2 dan 3 lebih mengenai sasaran! mbulet!

JoVie mengatakan...

jadi terharu.....selama ini aku melampiaskan 'sesuatu' itu dengan kesia2an....thx sob udah diingetin...

*seperti biasa dalem banget tulisannya*

Anonim mengatakan...

Hmmm.....

Memang kita sekarang merupakan "hasil"

kita yang "dulu" Bukankah demikian. Lantas apakah

kita "besok" hendak ke mana?.

Bukankah kita (lagi-lagi) Harus memilih????

Ciput Mardianto mengatakan...

iya mas, saya memang kurang enterpretasi terhadap bahasa-bahasa indah, maklum orang engineering, taunya 1+1=2. Namum tulisan mas memang selalu memberikan point of view terhadap suatu permasalah, seolah olah memberikan pandangan baru terhadap suatu permasalahan.

Oya mas konsep garis putus2 dibawah judul posting tak bacem dari blognya mas! Thanks

Anonim mengatakan...

Selama ini kita telah terjebak oleh konsep waktu, pembandingan hari ke hari dalam sistem kalender.
Sebenarnya, dulu, sekarang, nanti, adalah maya, karena satu- satunya yang nyata adalah kekinian.
Salam kenal ... !

Anonim mengatakan...

Kontemplasi yang mencerahkan...

Anonim mengatakan...

hehehe
dulu, sekarang atau nanti, adalah penamaan manusia akan ingatan (memory).

Anonim mengatakan...

Sebuah lembar putih yang telah dipercayakan kepada kita, tidaklah mungkin kita biarkan putih polos. Kita harus memberinya sebuah coretan, warna, dan cerita. Cerita yang indah untuk dikenang, warna yang anggun untuk untuk dipandang, dan coretan yang unik untuk dipelajari..

Waktu.. hanyalah ada dalam pikiran kita.. sesuatu yang maya, yang kita jadikan nyata untuk mengejar sesuatu.. hidup..

Anonim mengatakan...

hmmmm...btw mana neh kampanyenya yakkk :-"

mau dipasang tp ndak ada permalink, saya binun mau pasang kang :D

jahhhh, berat postingannya kang hikzzz...

dulu, sekarang dan akan datang...tetep binun saya...maklum udah tua :D

Jaloee mengatakan...

merenung seperti gunung, mengurai hidup dari langit, ada jejak yang tertinggal, masuk ke dalam kawah.. doa doa hanya terdengar dalam sunyi... by iwan fals....wkwkwkkwkw...

susah kang untuk membuat komen yg pas buat tulisan sedahsat ini , jadi sy tingalin lagu dari bang iwan sj yach.. wkwkwkwkw

Anonim mengatakan...

mencob menikmati masa keakraban kita.....sambil bersedih...

Anonim mengatakan...

dulu.. mungkinkah bisa kembali hingga dapat diperbaiki???

ARIF_TATUL mengatakan...

memang benar klo waktu tu ga' pernah bisa kembali

Anonim mengatakan...

tidak kawan! antara dosa dan pahala sungguh telah jelas dengan apa-apa yang telah digariskan oleh-Nya! sedangkan "waktu", didalam kaidahnya, sungguh telah sesuai dengan apa-apa yang Ia telah ingatkan, "bahwa sesungguhnya manusia benar-benar dalam keadaan merugi, kecuali"... saya kira seterusnya sudah dapat dimafhumi oleh semua yang hidup. adapun hidup, Ia Yang Maha Kekal, pun telah mengingatkan bahwa "janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan Islam" dan "sembahlah Tuhanmu sampai datang maut menjemputmu". dan demi Dzat Yang diriku berada tangan-Nya, saya sungguh membenci pembicaraan tentang takdir...
wallahu'alam wallahul musta'an.

{di-feed oleh saya dari komentar di facebook atas permintaannya}

Anonim mengatakan...

Waktu tidak akan berpihak pada kita kawan.selalu ada penyesalan dibalik itu.Apalah artinya dulu,sekarang dan akan datang.Terpenting adalah bertindak dengan hati nurani untuk mencapai keadilan dan kesejahteraan dalam tatanan Indonesia raya

Anonim mengatakan...

Sebuah renungan yg dalam dan bt sy blm cukup difahami hanya dengan sekali baca.

Trm ksh sdh mengingatkan kembali bahwa waktu-waktu kt adalah sebuah sajadah panjang.

Anonim mengatakan...

memang sudah sepantasnya kita harus selalu bersyukur dengan karunia yg kita dapat.

btw, komen gw searah dengan pembicaraan diatas kaga yak.. hmm maafin ya bang hehe

Anonim mengatakan...

kemarin, hari ini dan esok akan tetap sama, yang membedakan hanyalah kemauan kita untuk menjadi lebih baik


BTW, comment form nya kauyaknya kurang proporsional di Rubah api 2.0

Anonim mengatakan...

ya..yang lalu biarlah berlalu...bagaimana kita tinggal mengambil pembelajaran di masa lalu...

Anonim mengatakan...

waktu memang bergerak maju , tapi manusia , tetap saja berputar - putar dalam masalah yang hampir sama . memang , , sepertinya antara manusia yang 'dulu' dengan yang 'saat ini' adalah sama . kecuali beberapa yang mau mengambil pelajaran dari 'dulu'nya .

Anonim mengatakan...

masa lalu ada sebuah pembelajaran untuk masa depan yang lebih baik.

Ciput Mardianto mengatakan...

kunjungan rutin!
aduh mas! blognya tambah caem!

Anonim mengatakan...

wah bahasanya tingkat tinggi nih, harus mbaca berulang2 baru bisa ngerti artinya. dulu dan sekarang merupakan suatu ikatan yg akan terus disatukan sampai akhir nanti. slm kenal ya mas

Anonim mengatakan...

""tulisan barusan meluncur begitu saja menuliskan pembicaraan antara hati dan kepala.""

"meluncur begitu saja" bisa bikin postingan sebagus ini? ckckckck....

salam kenal mas..

Anonim mengatakan...

duluu.... kita pernah jadi temen rusuh2an....
sekarang udah nggak...
tapi saat sekarang bisa menjadi 'dulu', saat besok kita rusuh2an lagi...

kesimpulan: rusuh kok bangga...?

deady rizky mengatakan...

intinya kan bagaimana kita memanfaatkan masa sekarang sebaik-baiknya untuk menjadi bekal masa depa kan?

kawanlama95 mengatakan...

dulu adalah penghargaan hari ini jadi petiklah nyayian esok hari , maka terseyumlah

Anonim mengatakan...

mengapa tidak:)

Beri Komentar

Silahkan tanggapi tulisan ini. Blognya firdaus mendukung "DO FOLLOW". Artinya, Setiap komentar yang diberikan, akan dibalas dengan backlink dari sini.
(Jangan buang-buang waktu dengan melakukan SPAMMING. Komentar yang ber'bau' SPAM akan dihapus.)

(Atau bila rindu menggunakan Form Komentar Lama Terima Kasih Yang Sebesar-besarnya)


 
Terima Kasih Dunia Atas Segala Inspirasi dan Warna Suara . DuaRibuDuaBelas. MMXII . Firdaus™
Subscribe with Bloglines Blog